Minggu, 29 September 2013

27 September 2013


 


Aku ga tau bakal posting posting-an ini kapan (tau sendirilah sekarang koneksi internet susah banget di rumah), tapi yang jelas aku nulis postingan ini pada hari Jumat, tanggal 27 bulan 09 tahun 2013, pukul 02.19 dini hari. Mau kepo kenapa bikin postingan jam segini? Anggaplah aku sedang beruji nyali jika itu bisa membuatmu bahagia :p 

Udah jadi kebenaran umum kalo hidup itu berputar kayak roda, kadang di atas, kadang di bawah, kadang seneng, kadang sedih. Tapi rasanya roda kehidupanku sekarang berputar terlalu cepat, dengan seenaknya saja hidup mempermainkan perasaanku, bisa-bisanya hidup melambungkanku kemudian menjatuhkanku di waktu yang hampir bersamaan.


Hidupku terasa berat akhir-akhir ini. Tugas sekolah, jadwal les dan segala tetek bengeknya yang padet, cita-cita dan impian yang harus benar-benar diperjuangin selama kurang dari satu tahun ini, dan juga masalah kecil sampe besar dan yang paling complicated—perasaan. Pernah ga sih kamu suka sama orang yang terlalu “wah” buat bisa bener-bener jadi milikmu sehingga kamu hanya berani memimpikannya sebagai pangeran atau putri impianmu? Dan ini akan membuatmu bingung tak terkira saat kamu tahu dia punya rasa yang sama, pangeran atau putri impianmu punya rasa yang sama padamu! Membuatmu bertanya-tanya apakah ini nyata atau hanya presepsi-presepsimu yang memihak pada kesenangan hatimu yang membuat simpul nyata dan dusta sulit dibedakan.

Sebenernya dari kecil aku emang ga suka sama cinta-cintaan, pas kelas 5 SD aku pernah ngebuang coklat dan nyobek-nyobek surat “cinta” dari temen cowok sekelasku, selalu musuhin cowok yang suka sama aku, yah walau akhirnya kusesali juga. Seiring berjalannya waktu tembok-tembok yang aku bangun di sekeliling hatiku nyatanya runtuh, akhirnya aku jatuh hati juga. Panggil saja dia cinta pertamaku (perlu ditegaskan dengan format bold dan garis bawah bahwa : cinta pertama bukan berarti pacar pertama). Dia temen lamaku, tapi sekarang dia bersekolah di luar kota, kami hanya komunikasi lewat facebook chat dan sms, juga bertemu dalam beberapa bulan sekali. Kami saling suka, tapi kami memang tidak pernah jadian. Dia bilang kalo pacaran seumuran kami waktu itu bakal cepet putus dan dia ga mau itu terjadi sama kami. Setahun berlalu, lama-lama dia ngilang, aku juga ikut ngilang. End. 

(Sebenernya ada beberapa kisah lain yang ga pas kalo aku ceritain sekarang. Mungkin lain kali.)

Dan sekarang kejadian beberapa tahun itu terulang lagi dengan tokoh berbeda dan ini bukan lagi hubungan jarak jauh.

Kita ibaratin dia A. Dulu aku sebel banget sama si A, sampe-sampe dulu aku pernah ngomong kalo semua cewek suka sama dia aku bakal jadi satu-satunya cewek yang ga bakal suka sama dia. Kalo kamu tanya kenapa? Alasannya juga belum benar-benar aku temukan. Saat itu aku deket sama si B yah pokoknya deket dan berhasil bikin aku jatuh hati (jangan pikir aku gampang jatuh hati, karena ini sudah memakan waktu berbulan-bulan), dan sepertinya dia juga punya rasa yang sama (yah menurut penafsiranku lewat perilakunya ke aku dan caranya ngomong sama aku). Tapi apa daya, nyatanya itu semua hanya khayalanku belaka, endingnya dia jadian deh sama cewek lain. Berhari-hari aku nangis-nangis, dan saat itu sepertinya aku berubah—menjadi lebih buruk—kata temen-temen sekelasku. Saat puing-puing asaku porak-poranda, secara heroik si A dateng ngisi hari-hariku (bukan berarti sebelum-sebelumnya ga ngisi, hanya saja saat itu menjadi lebih dekat lagi). Dan tololnya, aku kemakan sama omonganku sendiri, mau dikuat-kuatin kayak apa akhirnya aku jatuh hati juga sama dia, yah tapi tau diri lah ya siapa aku siapa dia. Tapi siapa sangka kalo dia juga punya rasa yang sama?

Aku ngambil kesimpulan itu bukan lagi dari penafsiran-penafsiranku ataupun kata-kata temen-temenku. Aku ngambil kesimpulan itu dari apa yang dia bilang ke aku, yah walaupun dia emang ga pernah to the point ngomongin maksud hatinya, aku tahu alasannya pasti sama dengan cerita masa laluku. Aku seneng, tapi aku bisa apa. Aku cuma takut aja kalo ini adalah permainan hidup, dan akan berbalik menyakitkan esok hari. Atau ini memang hanya sekedar mimpi yang tak mungkin menjadi nyata, dan akan lenyap ketika aku bangun. Aku percaya dia, aku percaya kata-katanya, tapi aku juga sadar bahwa setiap orang bisa berubah pikiran kan?

Aku emang ga tau ending cerita ini bakal kayak apa, happy atau sad ending pasti itu udah diatur dengan baik sama yang di atas. Begitu juga dengan cerita hidupmu. Jalani hidupmu dengan penuh semangat, karena kebahagiaan adalah hak setiap orang. Biarkan mengalir dan ikuti arusnya, jangan dilawan. Karena hidup penuh dengan kejutan dan percayalah ada kebahagiaan di ujungnya. Dan satu lagi, jodoh pasti bertemu~ haha :D

0 komentar:

Posting Komentar

 

SembilanPuluhSembilanKomaSembilan Copyright © 2012 Design by Ipietoon Blogger Template