Aku ga tau bakal posting posting-an ini kapan (tau
sendirilah sekarang koneksi internet susah banget di rumah), tapi yang jelas
aku nulis postingan ini pada hari Jumat, tanggal 27 bulan 09 tahun 2013, pukul
02.19 dini hari. Mau kepo kenapa bikin postingan jam segini? Anggaplah aku
sedang beruji nyali jika itu bisa membuatmu bahagia :p
Udah jadi kebenaran
umum kalo hidup itu berputar kayak roda, kadang di atas, kadang di bawah,
kadang seneng, kadang sedih. Tapi rasanya roda kehidupanku sekarang berputar terlalu
cepat, dengan seenaknya saja hidup mempermainkan perasaanku, bisa-bisanya hidup
melambungkanku kemudian menjatuhkanku di waktu yang hampir bersamaan.
Hidupku terasa
berat akhir-akhir ini. Tugas sekolah, jadwal les dan segala tetek bengeknya
yang padet, cita-cita dan impian yang harus benar-benar diperjuangin selama
kurang dari satu tahun ini, dan juga masalah kecil sampe besar dan yang paling
complicated—perasaan. Pernah ga sih kamu suka sama orang yang terlalu “wah” buat
bisa bener-bener jadi milikmu sehingga kamu hanya berani memimpikannya sebagai
pangeran atau putri impianmu? Dan ini akan membuatmu bingung tak terkira saat
kamu tahu dia punya rasa yang sama, pangeran atau putri impianmu punya rasa
yang sama padamu! Membuatmu bertanya-tanya apakah ini nyata atau hanya
presepsi-presepsimu yang memihak pada kesenangan hatimu yang membuat simpul
nyata dan dusta sulit dibedakan.
Sebenernya dari
kecil aku emang ga suka sama cinta-cintaan, pas kelas 5 SD aku pernah ngebuang
coklat dan nyobek-nyobek surat “cinta” dari temen cowok sekelasku, selalu
musuhin cowok yang suka sama aku, yah walau akhirnya kusesali juga. Seiring
berjalannya waktu tembok-tembok yang aku bangun di sekeliling hatiku nyatanya
runtuh, akhirnya aku jatuh hati juga. Panggil saja dia cinta pertamaku (perlu
ditegaskan dengan format bold dan
garis bawah bahwa : cinta pertama bukan berarti pacar pertama). Dia temen
lamaku, tapi sekarang dia bersekolah di luar kota, kami hanya komunikasi lewat
facebook chat dan sms, juga bertemu dalam beberapa bulan sekali. Kami saling
suka, tapi kami memang tidak pernah jadian. Dia bilang kalo pacaran seumuran
kami waktu itu bakal cepet putus dan dia ga mau itu terjadi sama kami. Setahun
berlalu, lama-lama dia ngilang, aku juga ikut ngilang. End.
(Sebenernya ada
beberapa kisah lain yang ga pas kalo aku ceritain sekarang. Mungkin lain kali.)
Dan sekarang
kejadian beberapa tahun itu terulang lagi dengan tokoh berbeda dan ini bukan
lagi hubungan jarak jauh.
Kita ibaratin dia
A. Dulu aku sebel banget sama si A, sampe-sampe dulu aku pernah ngomong kalo
semua cewek suka sama dia aku bakal jadi satu-satunya cewek yang ga bakal suka
sama dia. Kalo kamu tanya kenapa? Alasannya juga belum benar-benar aku temukan.
Saat itu aku deket sama si B yah pokoknya deket dan berhasil bikin aku jatuh
hati (jangan pikir aku gampang jatuh hati, karena ini sudah memakan waktu
berbulan-bulan), dan sepertinya dia juga punya rasa yang sama (yah menurut
penafsiranku lewat perilakunya ke aku dan caranya ngomong sama aku). Tapi apa
daya, nyatanya itu semua hanya khayalanku belaka, endingnya dia jadian deh sama
cewek lain. Berhari-hari aku nangis-nangis, dan saat itu sepertinya aku
berubah—menjadi lebih buruk—kata temen-temen sekelasku. Saat puing-puing asaku
porak-poranda, secara heroik si A dateng ngisi hari-hariku (bukan berarti
sebelum-sebelumnya ga ngisi, hanya saja saat itu menjadi lebih dekat lagi). Dan
tololnya, aku kemakan sama omonganku sendiri, mau dikuat-kuatin kayak apa
akhirnya aku jatuh hati juga sama dia, yah tapi tau diri lah ya siapa aku siapa
dia. Tapi siapa sangka kalo dia juga punya rasa yang sama?
Aku ngambil
kesimpulan itu bukan lagi dari penafsiran-penafsiranku ataupun kata-kata
temen-temenku. Aku ngambil kesimpulan itu dari apa yang dia bilang ke aku, yah
walaupun dia emang ga pernah to the point ngomongin maksud hatinya, aku tahu
alasannya pasti sama dengan cerita masa laluku. Aku seneng, tapi aku bisa apa.
Aku cuma takut aja kalo ini adalah permainan hidup, dan akan berbalik
menyakitkan esok hari. Atau ini memang hanya sekedar mimpi yang tak mungkin
menjadi nyata, dan akan lenyap ketika aku bangun. Aku percaya dia, aku percaya
kata-katanya, tapi aku juga sadar bahwa setiap orang bisa berubah pikiran kan?
Aku emang ga tau ending cerita ini bakal kayak apa, happy atau sad ending pasti itu udah diatur dengan baik sama yang di atas.
Begitu juga dengan cerita hidupmu. Jalani hidupmu dengan penuh semangat, karena
kebahagiaan adalah hak setiap orang. Biarkan mengalir dan ikuti arusnya, jangan
dilawan. Karena hidup penuh dengan kejutan dan percayalah ada kebahagiaan di ujungnya. Dan satu lagi, jodoh pasti bertemu~ haha :D
0 komentar:
Posting Komentar