Kamis, 25 Mei 2017

Kucing di Sudut Ruangan

Okay, sepertinya harapan dan keinginan untuk membuat blog ini menjadi blog yg bermanfaat pupus sudah. Nyatanya blog ini kembali menjadi ajang nyampah penulisnya, sama seperti sebelum-sebelumnya. Katanya sih orang yg lagi galau itu ide nulisnya lebih ngalir, dan aku ga akan nyangkal. Postingan-postinganku yg ga jelas kayak gini bisa muncul ya karena kegalauan itu. Karena orang yg sedang seperti itu hanya perlu mencurahkan isi hatinya dan hal-hal yg berkecamuk di kepalanya. Berharap apa yg ia utarakan bisa sedikit mengurangi beban yg dipikulnya. Karena orang yg sedang seperti itu hanya perlu didengar..

Aku adalah tipe orang yg mahir menyembunyikan perasaan, dan aku ga pernah bisa bener-bener terbuka ke sembarang orang buat cerita yg sedih-sedih, yg membebani hidupku. Di kampus aku bisa aja ketawa-ketawa dengan gelombang suara yg kata temen-temenku bikin pusing kepala, tapi kalo udah di kosan aku bisa tiba-tiba ngerasa sedih dan nangis tanpa aku tau pasti apa penyebabnya. Seperti sekarang.


Aku lagi ga punya tempat buat mengadu dan berkeluh kesah (selain Allah). Aku bukan anak yg suka curhat banyak sama orang tuanya, karena aku tau itu cuma bikin mereka khawatir dan menggalaukan apa yg aku galaukan 2x lipat galaunya. Aku sering sih cerita-cerita sama temen deket, tapi palingan tentang yg seneng-seneng aja, kalaupun cerita sedih pasti cuma aku ceritain “kulit luar”nya doang. Ya balik lagi, aku emang susah terbuka sama orang lain. Selain itu aku juga punya prinsip bahwa yg perlu di-share itu ya yg seneng-seneng aja, orang-orang ga akan ada yg simpatik sama orang yg hobinya ngeluh-ngeluh doang, yg ada pembencimu ketawa-ketawa ngeliatin kamu menderita.

Kayaknya cuma beginilah satu-satunya cara aku bisa cerita banyak. Berharap di luar sana ada seseorang, yg tidak aku kenal, membaca post ini, dimana secara tidak langsung udah ngedengerin apa yg ingin aku utarakan.

Masalah pertama,
Sekarang aku adalah mahasiswa tingkat akhir yang sedang sibuk menulis tugas akhir. Dan untuk memperjelas saja, hari ini adalah H-20 pengumpulan tugas akhir tersebut. Dan sampai saat ini dan detik ini, aku belum dapet data primer dari objek tugas akhirku. Jadi objek tugas akhirku adalah sebuah entitas pemerintah yang bulan ini lagi sibuk-sibuknya melakukan tugas dan kewajibannya. Nah tugas akhirku itu data utamanya adalah data primer yg diperoleh melalui wawancara dengan pegawai entitas tersebut. Dan asal tau aja sekarang udah hampir empat minggu dari waktu aku ngajuin izin buat wawancara, dan ga ada perkembangan. Info terakhirnya izinku udah diproses, cuma belum ada pegawai yg ditunjuk jadi narasumber. Udah tiap tiga hari sekali aku ngingetin humasnya dan nanyain perkembangannya. Maunya sih aku ingetin tiap hari, tapi takutnya beliaunya jadi sebel lalu membenciku (ah apaan deh, tapi maksudnya ya begitu), ga aku ingetin tiap hari aja sekarang aku dilempar ke CP yg lain, yg cuma ngeread chatku doang OMG!!! Ini sih yang bikin aku stress, ga ada kejelasan, takutnya tiba-tiba ga ada narasumber yg ditunjuk terus aku ditolak :( Aku udah nulis bab-bab yg lain yang bisa dikerjain kok, tapi tetep aja insecure kan kalo belum dapet data. Yang bikin lebih sebel lagi adalah, kenapa sih tiap orang yg tanya ke aku tentang progress ktta dan aku jawab belum dapet data rata-rata langsung ngerespon “lah kok bisa? Udah h-20 kok belum dapet data terus gimana dong?” emangnya mereka pikir aku ga dapet data gara-gara males nyari apa -_- aku cuma berharap ada yg ngerespon “kok belum dapet data kenapa? Susah ya objeknya? Semangat yaa”. Huft, kyknya kalo sampai besok ga ada info tentang narasumber, aku bakalan ngadu ke bapak dosbing deh, sepertinya beliau satu-satunya orang yg paling mengerti. Tapi beliau lagi sibuk juga gimana dong elah.

Masalah berikutnya,
Bentar lagi aku UAS terakhir, aku harus belajar mempersiapkan segalanya, tapi kondisinya lagi hectic ktta dan tugas-tugas yg lain. Okay temen-temenku yg lain juga ngalamin yg sama, tapi yaudah sih emang di akunya bikin stress gimana dong? Karena sebenernya apa yg kami hadepin ga 100% sama persis kan?

Masalah berikutnya,
Aku udah ga ada kbm lagi di kampus, jadi kegiatan kelas di kampus bener-bener udah ga ada. Gabisa bayangin jadi sesuntuk dan segabut apa nantinya. Dan terlebih lagi gabisa bayangin bakal sekesepian apa nantinya :” masalah besarnya, kalo lagi sendirian, rasa kehilangan akan semakin tak tertahankan kan?

Masalah berikutnya,
Jadi sebenernya aku barusan putus sama osa, ya enggak bisa dibilang barusan sih, karena ternyata udah empat bulan aja wkwk ya gitu, sebenernya udah ga galau-galau lagi, tapi ya masih ngerasa kehilangan sosok yg bisa dijadikan pelampiasan kalo lagi mood swing kayak gini. Sebenernya sama dia pun aku jarang banget bisa terbuka, karna senangkepku dia ga tertarik sama daily life-ku, jadi ya aku gapernah cerita, jadi walaupun aku pacaran sama dia dari pertama kuliah sampai hampir mau lulus, mungkin dia ga tau kehidupanku dan segala permasalahanku selama di sini kayak gimana. Jadi kalau ada masalah di luar hubunganku sama dia, kami adalah partner pelampiasan saja wkwkw. Dan sekarang aku gapunya pelampiasan, dan aku bingung mencari pelampiasan wkwk

Dan masalah terakhirnya,
Gimana ya, mungkin aku akan menggunakan permisalan.

Jadi aku adalah penyuka kucing, aku mulai suka kucing entah sejak kapan dan entah karena apa, mungkin karena sifat manjanya, mungkin karena lucunya atau mungkin karena kesetiaannya. Ya hanya merupakan kemungkinan-kemungkinan yang masih aku cari tau tingkat probabilitasnya. Pernah suatu saat aku pergi ke petshop untuk membeli kebutuhan kucingku di rumah, ada beberapa kucing di petshop, semuanya dari ras yg sama: Persia. Dari beberapa kucing itu, ada satu kucing di dalam kandang berwarna biru yang diletakkan di sudut ruangan. Sekilas tidak ada yang membedakannya dari kucing-kucing yang lain, warnanya pun bisa dibilang mainstream, tapi dialah satu-satunya kucing yang terlihat paling antusias melihat kedatanganku, menarik perhatianku untuk melihatnya lebih dekat. 

Tiap kali aku datang ke petshop itu, pasti aku sempatkan menghampiri kucing di sudut ruangan untuk sekedar membelai bulu lembutnya dari sela jeruji kandangnya dan mengagumi segala tingkahnya. Ya, hanya itulah yang bisa aku lakukakan dengan pembatas kandang besi yang mengurungnya dan membatasiku untuk berinteraksi dengannya. Kuputuskan untuk menabung dari hasil menyisihkan uang jajanku, aku ingin mengadopsinya, aku ingin bermain dengan bebas bersamanya, setiap hari, tanpa dibatasi kandang besi. 

Setelah uangku terkumpul, aku kembali ke petshop untuk mengadopsi kucing di sudut ruangan itu. Tapi entah kenapa kucing itu tak lagi seantusias sebelumnya, aku mulai bertanya-tanya, apa mungkin dia hanya tertarik denganku karna dulu aku adalah orang baru untuknya? Lalu apa mungkin dia juga melakukan hal yang sama kepada pengunjung petshop yang lain? Aku mencoba menepis pikiran-pikiran skeptis itu. Toh dulu dia juga terlihat senang tiap aku datang mengunjunginya, nanti setelah setiap hari aku bermain dengannya di rumah pasti dia jadi antusias lagi. Aku putuskan untuk menemui penjaga petshop untuk mengatakan keinginanku mengadopsi kucing di sudut ruangan itu.

Ternyata ga semua hal ditentukan oleh dua peran yang saling berinteraksi. Aku lupa bahwa kita adalah makhluk sosial dimana kehidupan kita juga dipengaruhi oleh perilaku dan tindakan orang lain di sekitar kita. Ga peduli sebesar apa niatku mengadopsinya, ga peduli seantusias apa kucing di sudut ruangan itu kepadaku, ternyata masih ada faktor x, y, atau z yang tidak meluluskan niatku. Kucing di sudut ruangan itu sudah diadopsi orang lain sehari sebelum kedatanganku.

Sekian keluh kesahku, aku ga perlu dipahami, hanya perlu didengarkan.


Ratna❤

0 komentar:

Posting Komentar

 

SembilanPuluhSembilanKomaSembilan Copyright © 2012 Design by Ipietoon Blogger Template