Sabtu, 22 Desember 2018

Tawon Madu (bagian 2)


….untuk mengabadikan memori dalam tulisan bersama seseorang yang ku panggil tawon madu.
Bagian kedua.

Setelah pertemuan pertama itu, doi jadi sering chat, dan dia jadi lebih pede dari sebelumnya wkwk, sementara partner HTSku semakin menghilang entah kemana. Bulan berganti dan Desember tiba. Hingga tiba juga waktunya aku kembali ke Jakarta untuk mulai masuk bekerja di suatu lembaga Negara di Jalan Gatot Subroto. Di hari pertama masuk kerja, aku dan teman-teman seangkatan langsung diberitahu instansi vertikal penempatan kita di provinsi, dan seperti yang pernah aku ceritakan sebelumnya, aku ditempatkan di Jayapura. Sempat kaget dan sedikit sedih karena jauh, tapi doi selalu menenangkan dengan penuh keyakinan sementara aku ga yakin dengan diri sendiri. Setelah tau aku penempatan dimana, doi ga berubah sama sekali, dan dia bisa menerima. Entah kenapa aku merasa lega. Dan gatau ya partner htsku responnya gimana, ga akan ngabarin juga.


Setelah pengumuman itu, masih di Bulan Desember. Doi ngajak nonton. Murderer on the orient express. Lagi-lagi film pilihanku. Tapi seperti biasa, lokasi, rute perjalanan yang paling cepet dan ga macet, terus mau makan apa, udah disiapin sama dia. Bahkan tanpa tersesat doi juga bisa menemuan kosanku buat jemput aku. Gila-gila. Ga ada drama “terserah-terserahan”. Ku kira ini emang gara-gara baru awal jadi doi mencoba membuat kesan yang baik. Ternyata enggak kok wkwk Alhamdulillah. Kami nonton di kuningan dan makan di ichiban. Dan di sinilah terkuak tentang kenapa doi selalu ada topik!!! Jadi beberapa kali sebelum ngomong sama aku, doi ngeliatin hp tapi cuma scroll-scroll bentar, terus aku yang udah memunculkan tabiat celelekan dari awal, langsung nyeplos “kamu ngapain liat-liat hp terus? Jangan bilang kamu udah nyiapin list topik yang lagi kita bahas.” Dan ternyata bener dooonggg!!! OMG!! Pertamanya aku mikir, buset apaan sih ini cowo idealis banget dan bakal kaku kyknyaa. Tapi seketika itu juga langsung mikir, kalo doi ga nyiapin topik, bisa-bisa malah jadi awkward dan diem-dieman, setidaknya doi bisa mencairkan suasana.

Dan topik pembicaraan malam itu adalah 60% tentang mantan dan masa lalunya, 40% tentang mantan dan masa laluku (juga tentang complicated relationshipku itu). Sempet sebel karena waktu itu doi masih sedih pas nyeritain mantannya tapi udah berani-beraninya pdkt sama aku. Sebenernya waktu itu, kami cuma cerita-cerita biasa kyk aku cerita sama temen deketku yang lain. Tapi sekarang aku ngerasa hal itu malah bagus, keterbukaan dari awal jadi bikin paham satu sama lain dan bikin aku ga perlu mengkhawatirkan masa lalunya. Tapi di doi dampaknya jadi kebalik, doi jadi suka cemburuan dan insecure kalo aku lagi berhubungan dengan temen-temen lamaku. Katanya doi gamau aku direbut sama orang-orang dari masa lalu aku. Wkwk lucu emang.

Sepertinya semesta memang punya cara yang luar biasa untuk mempertemukan juga memisahkan.

Setelah sekian lama aku ga dapet kabar dari partner htsku, akhirnya aku mendapatkannya.
Bukan dari dia! Bukan!
Melainkan dari seorang sahabat di kampung halaman.

Kabarnya singkat, padat, dan sulit dipercaya.
Sebuah screenshoot.
Menggambarkan seorang wanita di storynya yang tidak ku lihat di timeline storyku.
Aku sudah tau dari lama. Pasti di-hide dari aku. Ternyata memang terbukti.
Aku tinggal menunggu firasatku yang mana lagi yang akan terbukti.

Tak perlu waktu lama.
Selang sehari, screenshoot itu datang lagi.
Di siang bolong, di jam istirahat kantor dimana aku sedang menuju kosan untuk mengemasi barang karna aku berencana pulang. Ke rumah.

Kali ini isinya singkat, padat, dan sangat terpercaya.
Menggambarkan seorang wanita di storynya yang kali ini dia panggil “sayang”
Karna screenshoot itu adalah cuplikan sebuah video, sahabatku itu dengan baik hatinya menawarkan untuk login di akun instagramnya hanya agar aku bisa liat videonya
Sempat ragu, tapi akhinya aku buka juga

Luar biasa!
Bagai tersambar petir di siang hari!
Hari itu aku hanya tersentak, tanpa sadar hati ini telah retak.
Hari itu aku tidak menangis, hingga beberapa hari kemudian keadaan menjadi tragis.

Beberapa hari berlalu, partner htsku kembali dari tempurungnya dengan sebuah chat permohonan maaf dan seribu alasan.
Maafmu tentu aku terima. Tapi menerimamu kembali entah jadi apapun statusnya, maaf, aku belum bisa.
Dengan kepercayaanku yang kau rusak dan perasaanku yang terkoyak, bagaimana bisa aku melihatmu tanpa rasa muak?
Aku sedih dengan perasaanku yang membencimu, tapi ku pikir itu memang perlu, setidaknya sampai hati ini bebas dari kelu karenamu.

Biarlah seperti ini, hingga kelak kita berjumpa, tak ada lagi debar di hati.
Aku harap kamu selalu bahagia, dan apa yang kamu lakukan kepadaku bukanlah hal yang mendatangkan karma.
Kalo kamu mencoba menyamakan kasus ini dengan apa yang aku lakukan beberapa tahun silam, apakah ini sepadan? Coba diteliti ulang.
Dan terakhir, pergilah, menghilang sajalah lagi.

Pada akhirnya semesta memang konyol sekali.
Seakan gamau melihat doi patah hati sendiri karena mantan pujaan hati,
Akhirnya aku menyusuli.

Tidak mengapa,
Jadilah kami sepasang manusia terluka,
Yang saling berusaha menghapus luka,
Yang mulai belajar mengeja tawa.

Terima kasih, luka.

...to be continued. 

0 komentar:

Posting Komentar

 

SembilanPuluhSembilanKomaSembilan Copyright © 2012 Design by Ipietoon Blogger Template