Kamis, 27 September 2018

Hubungan Tanpa Status

Postingan ini aku buat didasari oleh ke-takjub-anku melihat statistik blog ini. Di antara postingan-postingan aku yang suka seenaknya, ngawur dan ngelantur, aku masih bersyukur karena ternyata postinganku yang paling sering dikunjungi adalah postingan-postingan yang (cukup) berfaedah. Tapi, ada yang bikin ganjel, di antara postingan yang (cukup) berfaedah itu, ada satu postingan yang "ih apaan sih" yang justru bertengger di urutan pertama, dan postingan apakah itu? Taraaaa!
mantep gaseeehhhh wkwkwk
Gara-gara liat itu, aku jadi baca ulang isinya. Hmmm sangat kental dengan pemikiran ABG SMA yang penuh kelabilan dan kegalauan dalam drama percintaan wkwk. Postingan itu aku buat 5 tahun yang lalu, yang mana aku masih duduk di bangku kelas XI SMA. Seiring waktu, manusia akan berubah, entah karena tuntutan lingkungan atau karena keinginannya sendiri sebagai respon atas suatu hal. Karena bagaimana pun manusia yang pandai beradaptasilah yang dapat lolos dari proses seleksi alam. Aku ngeliat tulisanku itu kayak ngerasa itu bukan aku, sosok yang berbeda dari aku yang ini. Begitu juga aku ngeliat temen-temenku sekarang, aku kadang suka ga terima ngeliat temen-temenku yang "berbeda" dari yang dulu, jadi seringkali aku menganggap temen-temenku itu adalah orang yang berbeda dari temen-temenku waktu kami masih temenan dulu (bingung gasih wkwk). Misal aku punya temen SMA namanya A, maka aku akan menganggap si A yang sekarang adalah sosok yang berbeda dari si A pas SMA, jadi mau sekarang dia bertingkah kayak apa ya terserah dia, itu ga akan ngerubah pemikiranku tentang sosok si A yang aku kenal dulu (dalam sisi positifnya yaa). Kalo dia dulu ga baik, sekarang jadi baik, ya pasti aku sangat terima.

Salah satu hal yang bikin orang berbeda adalah seiring proses mendewasa, pemikiran kita juga ikut mematang. Jadi kali ini aku akan mencoba menanggapi kembali tentang "Tanda Cowok Naksir Kita" versi Ratna yang berumur 22 tahun hahaha

Aku bukannya nyalahin postingan aku sebelumnya yaa, itu adalah hal-hal yang wajar aja dialami anak SMA dan ditanggapi dengan seperti itu, cuma udah ga relevan aja buat aku dan temen-temen yang seumuran aku sekarang. Ya ga sih? Cewek kalo udah seumuran gini, ga akan kemakan kode-kodean lagi. Mungkin kode itu hal yang seru buat ABG, sejujurnya saat itu aku emang bener-bener menikmatinya, dan sekarang juga masih lucu aja diinget. Tapi untuk sekarang, wanita hanya butuh "kepastian" wkwk.

Saat menginjak usia 20an, kamu akan lebih sering mengalami "pertemuan singkat" dengan orang-orang, orang lama dan orang baru silih berganti saling menggantikan dengan cepat. Kamu akan merasa sulit menemukan "circle" yang waktu jaman kuliah bisa didapat dengan gampangnya. Begitu juga dengan pasangan. Dengan kecepatan perputaran orang-orang di sekitar kita, jodoh kita semakin random dan ga kebayang ga sih? Yang udah nikah aja bisa cerai, gimana yang cuma komitmen-komitmen doang tanpa status *ehh.

Saatnya berpikir rasional teman-teman, jangan kebanyakan main-main, udah bukan waktunya lagi. Buat kamu cewek ataupun cowok, jangan deh terlibat sama hubungan-hubungan tanpa status. Kalo mau, mending ta'aruf aja sekalian (tapi ta'aruf pun tujuannya udah sangat jelas looh). Tau ngga darimana asal mula terjadinya hubungan tanpa status? Mulainya ya dari kode-kode itu. Pada umumnya, kasus HTS ini biasanya dimulai dari pihak cowok yang ngode-ngode buat deketin, terus ceweknya ngode-ngode buat ngerespon (tapi bisa juga sebaliknya yaa). Terus satunya ngomong "suka", satunya lagi ngomong "aku juga suka". Terus jadian? Jelas engga, namanya juga tanpa status. Setelah tahap mengutarakan perasaan, doi (aku pake doi aja ya biar general bisa ke posisi cewe atau cowo) pasti akan menyertakan "tapi.. tapi.. tapi.." sejuta alasan yang intinya adalah doi gabisa kasih status. Awalnya kalian fine fine aja sama hubungan kalian, kalian pasti punya pemikiran kayak gini,

"pacar itu cuma status, yang penting apa yang kita rasakan ke orang itu" (disc: sorry aku lupa ini quotes siapa, pokoknya dari suatu novel)

 "apa bedanya pacaran sama engga, toh yang penting kan sama-sama sayang"

 "gausah pacaran, nanti malah cepet putus, kalo gini doang kan gabisa putus"
Ya jelas status itu penting, ya jelas beda, ya jelas ga putus kan gapernah jadian blwee :p

Sampai suatu masa, kalian akan ngerasa doi kok beda, doi kok ilang-ilangan, doi kok sering main sama temen-temen cewenya, doi kok jarang telpon, doi kok gapernah romantis lagi, doi kok bla bla bla. Mau negur, mau ngingetin, mau ngelarang, mau marahin, tapi, kamu siapanya doi? Jadi, coba pikir ulang, masih mau berpegang sama pemikiran-pemikian di atas? Masih mau tau kelanjutannya? Habis doi berubah dan ilang-ilangan, dia akan muncul kembali dengan gandengan barunya! Mau protes? Lah kan udah dibilangin tadi, kamu siapanya? emang pernah jadian? perlu gitu restu dari kamu? gabisa dibilang selingkuh juga dong? Yep, lalu akhir ceritanya kamu ditinggalkan begitu saja, janji-janji yang pernah ada cuma isapan jempol, dan akhirnya kamu galau, sedih, nangis-nangis dan perlu waktu yang lama untuk memulihkan diri. Sekian.

Seperti kata-kata dari film How to Lose a Guy in 10 Days:
"You can't lose something you never had."

Temen-temen, yang namanya hubungan tanpa status, skenarionya akan selalu seperti itu. Karena sebenernya aku bisa nulis ini karena aku pernah beberapa kali mengalaminya, juga ada beberapa cerita dari temen-temen aku. Dan apa? Alur ceritanya sama persis. Terus kenapa aku sampai bisa kena kasus ini berkali-kali? Karena aku orangnya keras kepala, gabisa ngambil pelajaran, dan aku gapunya orang yang bisa ngingetin dan nyadarin aku untuk keluar dari kasus seperti ini. Ditambah lagi, orang yang sedang jatuh cinta pasti otaknya cenderung bebal ga sih? Jadi temen-temen, kalo kalian sedang menjalani jenis hubungan seperti ini, lebih baik diakhiri, entah itu diakhiri dengan jadi  mendapatkan status atau benar-benar diakhiri. Sebelum hubungan ini yang mengakhiri kalian. Kalo doi emang sayang, pasti dia bisa kasih kepastian. Kalo dia gabisa kasih kepastian, kemungkinannya cuma ada dua: pertama, doi malu punya kamu, kedua, doi lagi tebar jala. Be with someone who is proud to have you.

Jadi temen-temen, tolong pikirin lagi yaa, jangan ada lagi cewek nangis-nangis gara-gara kayak gini, apalagi cowo. Aku sangat setuju dengan emansipasi wanita, tapi bukan berarti menjadikan cewek seperti cowok kan? Menurut aku dalam hal-hal tertentu, cowok akan selalu setingkat atau bahkan beberapa tingkat di atas cewek, untuk dihormati. Kalo baru segini aja udah begini, yakin masih ada harapan buat kedepannya? Think again, okay?
Milk and Honey - Rupi Kaur
P.s: Oiya, hmm aku bukannya mendukung orang buat pacaran atau ngelarang orang buat pacaran ya. Itu hak kalian, kalian pasti punya pemikiran masing-masing. Aku cuma kasih saran buat yang lagi mengalami kasus ini biar ga jatuh ke lubang yang sama kayak aku. Setidaknya kalian harus punya prinsip yang akan selalu kalian pegang teguh, HTS cuma bikin kalian gapunya prinsip, and thats not cool.

"Hanya kesetiaan pada prinsiplah yang akan memanggil kesetiaan-kesetiaan terbaik lainnya." -Tere Liye (Pulang)

0 komentar:

Posting Komentar

 

SembilanPuluhSembilanKomaSembilan Copyright © 2012 Design by Ipietoon Blogger Template