Di akhir-akhir
bulan Desember ini malah jadi keinget sama kegiatan short course sekolahku di
Kampung Inggris Pare. Pernah denger Kampug Inggris ngga? Oke, sekarang aku mau
cerita sedikit tentang Kampung Inggris itu.
Oke,
pertama-tama aku mau ngingetin jangan pikir Kampung Inggris itu adalah kampung
yang pada zaman dahulu kala merupakan tempat tinggal orang-orang Inggris, haha,
karna emang bukan kayak gitu ceritanya. Kampung Inggris itu adalah suatu
perkampungan biasa di Pare, Kediri, yang bikin luar biasa itu—sedikit
banyak—masyarakatnya menggunakan bahasa Inggris dalam kehidupan sehari-hari.
Perjalanan
dari purwodadi ke Kediri itu kalo kita berangkat pagi, kita sampe pada sore
harinya—ga inget berapa jamnya. Kami berangkat dengan dikemas dalam 3 bus—2 bus
cewek dan 1 bus cowok. Setelah sampe di Parenya kami
dibagi menjadi kelompok-kelompok yang akan menempati tiap-tiap camp-nya. Disana ada banyak organisasi-organisasi yang menyediakan jasa-jasa kursus bahasa Inggris, dan sekolahku memilih Pyramid English Course.
dibagi menjadi kelompok-kelompok yang akan menempati tiap-tiap camp-nya. Disana ada banyak organisasi-organisasi yang menyediakan jasa-jasa kursus bahasa Inggris, dan sekolahku memilih Pyramid English Course.
Jadi tiap hari
sesuai jadwal bakal ada tentor-tentor yang bakal ngedatengin camp buat ngasih kursus, jadi bukan kita
yang ngedatengin tentor-tentornya sendiri. Jadwal kursus dimulai pukul 06.00
WIB sampe 20.15 WIB yang akan dibagi dalam beberapa pelajaran seperti speaking,
pronouncation, vocabulary, debate, relaxation, grammar selama kurang lebih satu
minggu.
Eits, jangan
kira kami belajar pake seragam dan ditentori sama tentor-tentor yang serius, di
sana kami berpakaian bebas rapi—walaupun juga banyak temen-temen yang belum
mandi pas ada jadwal pagi dan sore—dan tentor-tentornya tu ramah, humoris,
pinter nyampein materi sehingga mudah dicerna, dan yang paling penting
tentornya itu cantik-cantik dan ganteng-ganteng haha. Sir Zaky (a.k.a sir
Jack), Sir Zakir, Mrs. Lulu, Sir Ichal (a.k.a sir H), Sir Adam (a.k.a sir Ell),
Sir Kiki (a.k.a Sir Alfa), sama sir Wowo apa kabar ya? :’)
Kadang kami
juga diajak sepedaan (di sana banyak tempat yang nyewain sepeda) sama
tentor-tentornya keliling Pare, ke Garuda Park, ke Masjid An Nur Pare yang gede
dan megah itu, dan lain sebagainya. Selain kursus, kami juga diajak wisata ke
Gunung Kelud sama ke Simpang Lima Gumul , nah di Simpang Lima Gumul ini tuh ada
monumen di tengah-tengahnya bentuk dan gaya arsitekturnya mirip banget sama
“Arc de Triomphe” di Paris!!! Keren banget kan??. Di sana juga ada toko merchandise—kayak
Jogger di Bali dan Dagadu di Jogja—namanya Pareholic.
Arc de Triomphe di Paris |
Arc de Triomphe versi Kediri |
0 komentar:
Posting Komentar