Yah, buat novel Ilana Tan yang satu ini ga ada
adegan aku ngabisin tissue lagi, walaupun ada beberapa bagian yang cukup sedih,
tapi ga sampe bikin nangis kok. Oke, diliat dari sampulnya (sepertinya aku emang
orang bodoh—atau apalah—yang memandang suatu buku karena sampulnya) hawa musim
dingin seperti ikut menusuk tulang, dan yaps, tetralogi empat musim Ilana Tan
yang satu ini memilih setting di Tokyo. Tenang, kali ini ga ada warning buat
nyiapin tissue kok, happy ending soalnya. Oke, ini dia review aku tentang
Winter in Tokyo. Check it out!
Judul : Winter in Tokyo
Pengarang : Ilana Tan
Penerbit : Gramedia Pustaka Utama
Tahun terbit : 2008
Tebal : 320 Halaman
ISBN : 978-979-22-3983-6
Harga : Rp.
53.000,00
My rating : ✿✿✿✿✿
Kisah
ini berawal dari Ishida Keiko yang kedatangan tetangga baru di apartemennya
yang sederhana. Tetangga baru itu adalah seorang laki-laki bernama Nishimura
Kazuto yang datang dari New York untuk mencari suasana baru—mungkin lebih tepat
bila dikatakan menghindar dari kenyataan. ( tentu aku ga akan ngebahas
kenyataan yang seperti apa di sini :P )
Keiko
adalah seorang penjaga perpustakaan yang memiliki hobi membaca—itu salah satu
alasan mengapa Keiko bekerja di perpustakaan : membaca buku secara gratis.
Kazuto adalah seorang fotografer profesional yang cukup terkenal.
Sejak
mereka menjadi tetangga, semakin hari mereka semakin akrab. Mereka sering
menghabiskan hari-harinya bersama-sama untuk sekedar berkeliling Tokyo untuk
menemani Kazuto mencari objek foto, makan siang bersama, mengunjungi Keiko di
perpustakaan, dan berbagai hal lainnya.
Namun,
perasaan mereka berdua terhalang dengan adanya “cinta pertama” yang masih
mereka harapkan. Tentu saja Kazuto sudah berhasil melupakan bayang-bayang cinta
pertamanya, namun tidak dengan Keiko yang masih terus ingin mendapatkan “cinta
pertama”nya.
“’Kau bisa melupakannya,’ tanya Kazuto tegas sambil
menatap lurus ke dalam mata Keiko yang bingung, ‘dan mulai benar-benar...
benar-benar malihatku?’”
Setelah sebulan bersama, perasaan baru pun
terbentuk. Lalu segalanya berubah ketika suatu hari salah seorang dari mereka
terbangun dan sam sekali tidak mengingat semua yang terjadi selama sebulan
terakhir, termasuk orang yang tadinya sudah menjadi bagian penting dalam
hidupnya...
For the continue story, read
Winter in Tokyo..
Masih buanyakk rahasia yang
ngga aku bongkar di sini ;)
-----------------------------------------------------
Nishimura Kazuto
Setelah cuplikan cerita yang aku sampaikan di atas,
tentu sudah bisa ditebak kalo Kazuto adalah salah satu tokoh utama novel ini.
Seperti yang sudah aku bahas, Kazuto adalah seorang fotografer yang datang dari
New York untuk mencari suasana baru dan menenangkan pikirannya dari suatu
kenyataan pahit yang harus dihadapinya. Di Tokyo, ia tinggal di apartemen yang
sederhana dan bertetangga dengan Ishida Keiko. Seiring berjalannya waktu,
Kazuto mulai tertarik pada Keiko dan menganggap bahwa hidup tanpa Keiko sama
sekali bukan hidup. Kazuto juga mulai berharap bahwa suatu saat Keiko dapat
melupakan cinta pertamanya dan mulai untuk melihat keberadaannya. ( coba aja
kamu mintanya ke aku, pasti aku pantengin mulu tanpa kedip! Hihi ) Namun di
saat Keiko mulai melihatnya, ironisnya suatu peristiwa buruk terjadi dan
membuat Kazuto melupakan semua kejadian yang terjadi selama satu bulan
terakhir.
Karakter Kazuto sendiri yaitu baik, ramah, humoris,
bertanggung-jawab, tidak sombong, berjiwa heroik banget, daaann—pastinya—romantis!!
Aaa, selalu aja naksir ama tokoh-tokoh cowok gara-gara karakter yang terakhir.
Coba bayangin aja, si Keiko itu phobia ama gelap,
terus—tanpa sepengetahuan Keiko pastinya—Kazuto ngelukis langit-langit
apartemen Keiko pake cat yang nyala kalo gelap—sebagai kejutan buat Keiko—dan
ngomong “Kenapa harus takut gelap kalo ada banyak hal indah yang hanya bisa
dilihat sewaktu gelap?”.
Terus-terus, waktu malem natal, Kazuto ngasi
surprise ke Keiko dengan hadiah syal, topi, dan penutup telinga yang berupa
rajutan warna merah yang bertuliskan nama Keiko dengan warna emas. ( Kazuto,
request donk, ntar kalo lebaran aku kasi surprise begituan tapi warnanya pink
dan namanya warna ungu yaa #Plakk!! )
“Berhati-hatilah, Keiko-chan. Setelah kencan ini,
mungkin kau akan jatuh cinta padaku.”
Terus ada cuplikan romantis nih, waktu Kazuto
ngadain pameran hasil foto-fotonya kan ada jumpa pers tuh, nah foto-foto Kazuto
yang cukup menarik perhatian adalah foto-foto Keiko yang dia potret tanpa
sepengetahuan Keiko, terus ada wartawan yang tanya apa yang dia ( Keiko )
lakukan hingga bisa menginspirasi Kazuto, dan jawaban Kazuto gimana coba? “Dia tidak
melakukan apa-apa, dia juga tidak perlu melakukan apa-apa. Yang paling penting
adalah kenyataan bahwa dia ada dan saya bisa melihatnya. Yang harus saya
lakukan hanyalah melihatnya, dan saya akan merasa saya dapat melewati
segalanya.” Aaaaa gilakk bikin envy!
Ishida Keiko
Oke, semua pasti uda tau kan ya gimana Keiko? Yaa,
Keiko adalah tetangga Kazuto, Ibunya orang Indonesia, sehingga terkadang ia
suka mengomel dengan bahasa ibunya. Keiko adalah wanita yang menyenangkan,
mudah bergaul, ramah, baik hati, dan yang paling penting “bisa menghargai
perasaan laki-laki” (jujur aku juga ga suka kalo ada cewek yang semena-mena ama
cowok yang suka ama dia ).
Yah seperti biasa, aku ga begitu berminat membahas
tokoh wanita, cukup tau, tokoh-tokoh wanita selalu berhasil membuatku envy :p
-------------------------------------------------
Oke, two thumbs up deh buat novel ini, ceritanya
ringan, alurnya mudah diikuti, penggambaran tokoh, latar, dan perasaan pengarangnya
tuh ngena banget, berhasil banget bikin aku senyum-senyum sendiri. Tapi dalam
novel ini terlalu banyak kebetulan-kebetulan yang sering terjadi. Tapi kesimpulannya
novel ini tetep keren banget, pas banget buat para remaja yang lagi pengen
ngerasain perjalanan cinta yang beda dari yang lain. so I give
✿✿✿✿✿/ 5 flowers for this novel:D
0 komentar:
Posting Komentar