Minggu, 31 Januari 2021

untuk seseorang yg pernah menganggapku bidadari di siang harinya.

untuk seseorang yg pernah menganggapku bidadari di siang harinya,

seperti yang kamu minta, tulisan ini untukmu.

tapi sayang sekali, mungkin tulisan ini akan menjadi yang pertama dan terakhir.

not the very first deh, sebelumnya ada nulis, tapi ga full tentang kamu.


kita pertama bertemu di bulan desember 2018, hari pertama aku menginjakkan kaki di ujung timur indonesia. waktu rapat pengarahan CPNS. kamu selalu berusaha terlihat menonjol di antara kita yang berdua puluh sembilan. kamu selalu berusaha menunjukkan bahwa kamu adalah yang paling humoris, paling mendominasi. aku tau sebenernya kamu adalah sosok kesepian yang butuh pertolongan. tapi kamu adalah sosok angkuh yang gamau dikasihani dan berperilaku seperti orang yang kacau dan tantrum. itu first impression aku. dan aku tidak peduli. tadinya. jika tentang sifat baik, aku yakin 29 dari kita adalah orang-orang baik.

aku lupa awal mulanya, tapi sepertinya berawal dari chat tentang telur. atau garam?

saat awal kita penempatan, kita semua tinggal di rumah dinas. jarak rumah dinas ke kantor lumayan jauh dan tidak ada alat transportasi yang menghubungkan rumah dinas ke kantor. bisa disebut rumah dinas yang kita tempati jauh dari mana-mana. tapi pemandangannya bagus. banget. aku tinggal di rumah yang berseberangan dengan rumahmu waktu itu. dan kamu adalah orang yang selalu membawa mobil kantor yang dipinjamkan untuk menjadi satu-satunya alat transportasi kita waktu itu.

ketantrumanmu yang luar biasa, mampu menyingkirkan orang-orang dari sekitarmu. tapi aku si tidak peduli ini tetap masa bodoh, ngapain menyingkir. beberapa kali aku semobil sama kamu, berkali-kali kamu datang ke ruanganku dengan dalih untuk bertemu teman-temanmu. aku mencoba menunjukkan sisi si pemberontak yang ngedebatin kamu, aku berusaha menunjukkan kalau aku ga takut sama kamu.

suatu hari kita beramai-ramai belanja groceries di hypermart, lalu masuk pesan dari temanku yang sekaligus teman serumahmu. dia bilang nitip beli telur atau garam aku lupa. karena aku sudah keluar dari hypermart, maka aku berinisiatif ngeforward pesannya ke kamu. karena kamu teman serumahnya. dari chat itu ternyata kamu selalu membuka topik baru. aku masih menanggapi seperlunya, membalas sebutuhnya. apalagi saat itu aku punya pacar. sesekali aku berusaha untuk mengingatkan tentang ketantrumanmu yang berlebihan dan harus dikurangi melalui chat itu. hingga malah menjadikan kamu terlalu terbuka dan menjadikanku tempat bercerita. tidak apa, mungkin kamu memang perlu tempat bercerita dan mengeluarkan apa yang membuatmu meledak-ledak. aku mendengarkan. tanpa melibatkan perasaan.

suatu hari orang ombudsman datang ke kantor, karena cuma kamu yang standby, kamu jadi kena marah-marahnya orang itu. tentu kamu tidak bisa diperlakukan seperti itu, kamu marah dan sedih di taman depan ruanganku. sebagai temanmu, aku merasa perlu menghampirimu, kamu perlu menyalurkan emosimu kan?

sepertinya lama kelamaan kamu jadi merasa nyaman, katamu aku hebat, tapi saat itu kamu ga bilang hebat dalam hal apa. dan aku juga gabisa menebak maksudmu apa. namun sekarang aku tau hebat yang kamu maksud adalah "di saat orang-orang menjauh saat kamu marah, cuma aku yang ga pergi dan justru mendekat", gitu bukan? ada yang bilang soalnya hehe.

orang-orang memberikan testimoninya, katanya kamu berubah menjadi orang yang lebih baik setelah bergaul sama aku.

berbagai usaha kamu gencarkan untuk membuatku jatuh hati. mulai dari puisi-puisi yang kau buat di media sosialmu, kau tempel di kubikelmu, kau tempel di kubikelku, kau kirim lewat chat ke aku. tiada hari terlewat tanpa kamu datang ke ruanganku dengan alasan-alasan aneh untuk sekedar ngisengin aku. perhatianmu kau curahkan selalu. dan akhirnya kamu menyatakan perasaanmu. beberapa kali. seakan sekantor harus tau kalau kamu suka aku.

sampailah di titik pertengkaran kita. aku yang tak bisa menyambut rasamu. kamu yang terus bersedih karenaku. dan orang-orang kantor yang mulai mendesakku agar bersama kamu. jujur aku ga suka situasi itu. dan kamu tau.

kamu masih begitu yakin, hingga akhirnya semesta membukakan jalan.

saat hubunganku memburuk dengan pacarku saat itu, tiba-tiba papua rusuh. kamu menjadi penyelamatku.

akhirnya aku jatuh hati.

kamu sangat senang seperti orang menang undian. aku ikut senang. kita kasmaran dengan perasaan meluap-luap khas pasangan baru. saat pdkt memang cuma kamu yang berusaha, namun saat kita bersama, kita sama-sama berusaha memupuk hubungan kita.

aku sayang sekali sama kamu, dan aku pastikan kamu tau dan merasakannya. perhatian, kasih sayang, waktu, dan semua yang aku punya aku curahkan ke kamu. seakan cuma kamu yang berhak akan semua itu. kita berbahagia dan mencintai satu sama lain.

kita mulai merencana masa depan bersama. ga tanggung-tanggung, tabungan pernikahan 260jt dalam 13 bulan jadi buktinya. kita mau nikah atau buka usaha sih? haha. selain itu kita juga sudah mengantongi restu orang tua. mama papamu dan mama bapakku.

aku memupuk keyakinanku, katanya, kita dianggap sudah yakin dengan sesorang bila segala kekurangan orang itu tidak menjadi masalah buat kita. kekurangan pasti ada, di aku atau di kamu, tapi ga masalah buat aku, katamu juga ga masalah. oke, mungkin kita jodoh!

namun beberapa bulan terakhir ada hal-hal yang menggelitik keyakinanku, tapi aku merasa hal itu adalah tanggung jawab masing-masing jadi aku berusaha menepisnya. yang penting kamu setia dan ga kasar. pikirku saat itu.

lalu ternyata kamu mulai berubah, hubungan kita memburuk, dan kamu tiba-tiba menjadi tidak yakin untuk menikah dengan dalih ini itu yang terkesan dibuat-buat. "yaudah kalo ga yakin jangan dipaksa, aku akan nunggu sampai kamu yakin." kataku saat itu.

lalu hubungan kita tidak juga membaik, kamu bilang kamu lelah dengan aku yang suka uring-uringan. padahal perkara uring-uringan ini sudah kita bahas sebelumnya. kita sepakat bahwa uring-uringan itu emang problematika wanita, begitu juga mantan-mantanmu. kita sepakat bahwa saat aku uring-uringan berarti aku sedang tidak kuat menahan rindu yang menjerat. namun entah kenapa hari itu kamu angkat perkara ini seperti masalah yang besar sekali. kamu membiarkan keheningan lama setelah kamu ungkapkan perasaanmu. lalu bertanya, "jadi gimana?"

aku terdiam lama, mencoba memahami maksud dan arah ucapanmu. aku merasa kamu ingin menyudahi hubungan ini, tapi kamu gamau bilang putus. aku tau kamu menunggu aku yang mengucapkannya. dan aku tau ketika aku mengucapkannya, ini akan berpotensi playing victim.

tapi kamu membiarkan keheningan lama setelah pertanyaanmu itu. aku ga tahan, hingga aku ucapkan, "gimana? mau udahan"

"ga ada solusi lain?" katamu yang terdengar seperti sebuah formalitas.

"ya solusinya kita harus terima kekurangan masing-masing," jawabku.

"ga ada solusi lain lagi?" jawabmu. sangat jelas kamu memang tidak mau mengusahakan hubungan ini.

"ya terus menurutmu solusinya gimana? aku juga ga ngerti sekarang kamu lagi memperjuangkan apa, ngejar-ngejar apa," jawabku kesal.

"yaudah kalau gitu, aku pulang ya." 

air mata yang aku tahan dari awal akhirnya tumpah ruah saat kamu pulang. dua hari aku ga berenti nangis dan menyalahkan diri sendiri.

dua hari setelah putus, aku datang minta maaf dan minta balikan. kamu tidak mengabulkan. lalu aku bilang akan menyerah karena semua udah aku lakuin untuk memperjuangkan hubungan kita. aku protes karena aku selalu memberimu kesempatan saat kamu berkali-kali melakukan kesalahan, tapi kenapa aku cuma salah sekali lalu ga diberi kesempatan?

kamu bilang, "bukan ga ngasih kesempatan, aku cuma butuh waktu sebentar buat rehat, tunggu sama-sama ga emosi dan ga sibuk dulu. sebenernya masalahnya bukan hal yang gabisa diperbaiki, makanya aku ngerasa waktu itu langsung putus tu ga bijak, makanya aku tanya ada solusi lain apa engga, tapi kamu terlihat yakin, jadi aku pulang dengan perasaan kesel. dan sekarang gabisa nerima kamu dulu. [NAHKAN BENER PLAYING VICTIM SESUAI PREDIKSI] liat dulu gimana masing-masing tanpa satu sama lain, terasa bener atau salah. jangan terburu-buru ambil keputusan. takutnya ga menyelesaikan masalahnya. seenggaknya biar gini dulu aja."

jadi gimana? aku digantung maksudmu?

saat itu tabungan pernikahan langsung aku bongkar dan bagi dua. aku keluar dari semua akun familymu. dan menemukan sebuah kejanggalan. kenapa mbaknya yg sering kamu ceritain itu selalu join di semua akun familymu? selama ini aku percaya kalo kalian cuma teman biasa. bodohnya aku.

sebulan lebih aku bersedih. bahkan sampai positif covid saking ga adanya pertahanan diriku. bener-bener semua aku pendem sendiri sampai stress. aku gamau orang lain tau cerita ini, aku gamau orang-orang berprasangka buruk ke kamu.

tempat aku bercerita adalah teman-temanku di rumah, orang yang ga kenal kamu, orang yang prasangkanya ga akan berpengaruh. mereka bilang kamu selingkuh. aku marah. aku ga terima. kamu adalah orang yang paling baik, setia, dan sayang sama aku. ternyata aku terlalu percaya diri, kan?

hampir 2 bulan dan kamu adalah orang yang berbeda 180 derajat. aku seperti dibuang. bahkan kelurgaku seperti ga kamu hargai lagi.

akhirnya aku minta diruqyah, aku takut kesedihanku yang berlarut-larut mendatangkan hal-hal yang buruk. kamu tau apa kalimat pertama yg diucapkan orang yg meruqyah?

"ratna pasti lagi ada orang yang mau ngeseriusin tapi tiba-tiba ga jadi. ini ratna ada yang nempelin, tapi baik, dia ngejaga ratna, dia leluhur ratna. dia ga suka sama orang ya mau ngeseriusin ratna, jadi dijauhkan dari ratna. ratna sabar aja, nanti ratna juga tau alasannya apa."

aku tidak mau mencari tau hal-hal tentangmu yang mungkin bikin aku tambah sakit. namun senihil apapun usahaku mencari tau, sebesar apapun usahamu untuk menutupi, jika Allah takdirkan aku harus tau maka aku akan tau.

orang-orang mulai melaporkan hal-hal yang tidak ingin aku dengar. hal-hal yang tentu saja akan mengubah cara pandangku ke kamu. kata mereka kamu ngomong ke orang-orang kalo aku minta putus dan ngambek pas kamu lagi ps. jadi aku yang salah nih ya? kamu ga ceritain usaha aku setelahnya dan gimana kamu nolak ajakan balikanku meski kamu bilang masalahnya sebenernya bisa diselesaikan? terus katanya kamu udah ngumumin kalo udah sama cewe lain yang lebih cantik? adek tingkat pas kuliah katanya. wihh cepet juga ya? dari kapan tu? pasti yang join di akun family kamu kan? bener ga? padahal katamu mau rehat sebentar biar sama-sama introspeksi, okelah kalo ini hasil rehatmu aku bisa apa.

karena kamu sudah deklarasi akhirnya aku cerita. aku ceritakan sesuai kenyataan. hanya kepada beberapa teman untuk meringankan beban. aku jadi banyak dapat nasihat dan insight. sekarang aku yakin dan ikhlas melepas kamu. kamu memang bukan buat aku dan aku bukan buat kamu sejak awal, kan?

terkadang aku masih mikir salah aku apa hingga kamu tega ngelakuin semua ini ke aku. tapi mungkin kamu ga sadar kalo apa yang kamu lakuin itu salah dan ngelukain aku, jadi yasudah.

aku ingin mendoakanmu bahagia dengan wanita pilihanmu itu, tapi jika begitu maka sama saja aku membiarkanmu mengambil jalan yang salah. aku ga bermaksud menjelekkan mbaknya, tapi aku sedih dengan alasan-alasanmu kenapa ingin bersamanya. 

sebenernya beberapa bulan terakhir aku rutin istikharah, bukan karena ga yakin, tapi aku ingin melibatkan Allah dalam setiap keputusan yang aku ambil. aku berdoa jika kamu memang jodohku tolong yakinkan aku, dan jika bukan jodohku, tolong jauhkanlah dariku. saat hubungan kita berakhir sebenarnya aku sadar mungkin aja ini jawaban atas doaku, tapi aku masih denial, aku masih maksa ingin bersama kamu. Tapi Allah yang maha membolak-balikkan hati akhirnya menunjukkan hal-hal yang meyakinkanku bahwa kita memang tidak ditakdirkan bersama.

Atas kebersamaan selama ini tentu banyak hal-hal yang aku sesali, tapi tidak apa-apa, mungkin memang jalannya harus seperti ini dulu. harus ngebantu kamu bangkit dari kesedihanmu dan masa-masa sulitmu, lalu mengantarkanmu menemukan bahagiamu yang bukan aku. untuk hal itu, aku tidak menyesal. meski aku harus menanggung sakit hati sendiri. aku yakin, suatu saat nanti, aku akan menemukan bahagiaku juga :)



3 komentar:

  1. Pasti kamu akan bahagia selalu... Tenang, ada org² yg akan selalu membuat mu tersenyum bahagia tiap hari ����

    BalasHapus
  2. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus

 

SembilanPuluhSembilanKomaSembilan Copyright © 2012 Design by Ipietoon Blogger Template